Wednesday, May 24, 2006

Penyesalan

Pulang dari kantor mampir sebentar di minimarket samping Univ. Mercu Buana beli beberapa keperluan, gak ketinggalan ngambil 3 batang coklat bar yang lagi ngadain undian berhadiah PSP and I-Pod hihihihi....ngarep banget menang jadi gak perlu beli lagi kan! Hehehehe..

Lagi menunggu angkot malah ngelirik sate padang. Uhuuu...bau asap sate yang menggoda langsung aja aku pesen satu porsi dibungkus. Belakangan aku jadi doyan menu yang satu ini. Padahal baru aja nyoba waktu ada acara kawinan di Halim dulu seporsi berdua mas. Eh gak taunya yammy dan ketagihan sampai sekarang. Dihitung2, ini porsi ke-3 hehehe..... Makan malam sudah ditangan, aku segera menunggu B 09.

Kembali ke tempat tadi aku menunggu, tak jauh dari situ ada 2 keranjang besar celengan grabah berbentuk ayam2an. Si bapak penjual terlihat sangat lelah dan hopeless duduk dibawah tiang telepon. Hatiku jadi iba apalagi dengan wajah memelasnya menawarkan celengan ke setiap orang yang lewat. Aku jadi makin terenyuh merasa keberadaanku dan si bapak sangat bertolak belakang. Aku dengan pakaian casual, tas aspal, seplastik belanjaan dari minimarket dan plastik kecil berisi sebungkus sate Padang. Si bapak dengan kaos oblong putih lusuh dan sendal jepit memohon dagangannya di beli. Jika dilihat dari dagangannya yang masih memenuhi 2 keranjang besar itu, dipastikan belum ada satupun yang laku terjual. Hiks... dengan apa dia memberi makan keluarganya di rumah ya? Aku masih berfikir bagaimana caranya membantu si bapak tanpa harus membeli celengannya yang besar2 itu, tiba2 B 09 datang dan berhenti. Refleks saja aku meloncat naik. Tapi sampai di dalam angkot itu aku jadi sedih.... merasa stupid karena belum sempat merogoh lembaran uang untuk si bapak, malah meninggalkannya. Apalagi tadi kulihat sorot matanya yang penuh harap padaku. Uh aku jadi merasa bersalah sepanjang perjalanan pulang.

Di rumah aku menikmati sate padang yang ternyata yammy bangeeeeet.... teringat kembali si bapak penjual gerabah yang mungkin masih kelaparan duduk dibawah tiang telepon. Kusesali setengah mati karena lambat membantunya. Andai bisa aku kembali ke tempat tadi dan mengulurkan tanganku. Tapi waktu tak dapat diputar kembali. Dalam hati aku berjanji pasti akan membantunya jika kujumpa si bapak dimanapun nanti.

No comments:

Related Posts with Thumbnails
Related Posts with Thumbnails