Friday, May 26, 2006

Pengamen Bis Kota

Pulang dari survey di Timezone Supermall, aku minta di drop sampai tempat pemberhentian bis sebelum masuk tol Karawaci. Bis PPD nomor 45 jurusan Cimone-Blok M yang aku tumpangi masih cukup lengang. Baru saja pantat ini mendarat di bangku sebelah mbak2 berjilbab putih, datang 2 pengamen. Seorang bocah laki2 langsung membagikan amplop2 bertuliskan 'Tuhan memberkati kita semua' ditemani seorang wanita sudah cukup dewasa tapi agaknya cacat karena diawal menyanyi aku tidak paham kata2nya, hingga reffnya terdengar familiar 'hanya ini Tuhan permohonanku, terimalah ya Tuhan persembahanku... pakailah hidupku sebagai alatMu seumur hidupku'. Dinyanyikan penuh penghayatan yang luar biasa membuat hatiku terenyuh dan kagum padanya. Ditengah ketidaksempurnaan fisiknya, ia mampu memuji Tuhan dengan begitu semangat. Semoga lembar ribuan coklat ini membantu kalian.

Di pintu tol Kebun Jeruk, akhirnya Ipa deal mau menenaniku jalan ke Playan. Mmm.. kedengaran terlalu foya2 berturut2 jalan ke pertokoan ya (apalagi besok ada janji juga ke ITC Mangdu menemani Rianna shopping) tapi dalam hati aku bergumam ini hasil jerih payahku...kuambil sedikiiiiiit saja agar aku tau nikmatnya jerih bekerja sebulan penuh.

Tak lama seorang pengamen urakan, hitam legam dengan pakaian rasta colorfull, rambut gondrong ikal tak karuan meneriakan puisinya memecah keheningan sore PPD 45. 2 buah puisi ia tontonkan dengan lantang. Mataku tetap mengikuti geraknya...menilai dibalik penampilan dan suaranya yang menyeramkan itu, apakah ia orang yang baik? Siapakah yang menunggu segenggam logam itu di rumah? Kuharap recehku tidak untuk menambah biaya mabuk2an. Kuharap berguna menambah sepiring nasi di warteg dan sisanya dibawa pulang untuk emak tua atau mungkin biaya ke bidan bagi istrinya tercinta.

Hingga hampir pemberhentiaku bis sudah mulai sepi. Aku turun di sebrang Ratu Plaza. Aku bertemu Ipa kurang lebih 15 menit setelah kumenunggu cukup jenuh di halte TransJakarta. Baru saja turun dari tangga penyebrangan aku tergiur seporsi somay di halte. Didorong sebotol teh dingin perutku kenyang. Kami lalu menyusuri lantai 3, window shopping notebook. Sudah lama aku kepingin punya notebook. Niat ini semakin besar setelah tekad bulatku untuk pindah ke MDO. Aku harus beli laptop sebelum jalan2 ke Luar Negri hihihihii.... Puas survey membandingkan harga disetiap toko, kami pun lanjut ke Playan, seperti janjiku pada Ipa. Di sini gak terlalu lama karena waktu juga sudah semakin larut. Pukul 7.30 PM Crepes pesanan selesai dibuat, kami putuskan tuk pulang. Olahraga keliling pertokoan rasanya sudah cukup membakar beberapa kaloriku hehehehee.

Setelah kulihat Ipa masuk TransJakarta, aku dapat bis ke arah Ciledug. Di dalam sudah mulai penuh, but lucky me masih dapat bangku juga meski agak kebelakang. Di depan sudah berdiri seorang bapak setengah baya dengan gitar menyanyikan lagu2 jadul. Dengan suara yang menggelegar tiba2 ia berhenti menyanyi lalu setengah mengomel ia menceramahi para penumpang. Sepertinya ada beberapa penumpang di bangku2 depan yang menyinggung perasaannya. Setelah puas berorasi si bapak melanjutkan tarik suaranya...hanya 1 tembang lalu ia berjalan mengumpulkan receh sambil terus ngedumel. Akh aku jatuhkan sekeping logam saja karena tidak simpatik padanya. Kuperhatikan dari baris terdepan tak sekalipun ia mengucapkan terima kasih. Sungguh malang si bapak sudah umur tapi bisa makin tua saja jika wajah dan hatinya ditekuk sepanjang jalan hahahaha.... tapi ku berdoa, semoga receh yang sedikit ia kumpulkan itu bisa membuatnya introspeksi diri dan setidaknya berguna untuk biaya sekolah anaknya.. atau untuk bayar kontrakan mungkin?

Di pasar Kebayoran masuk seorang bocah laki2 sekitar 10 tahunan dengan krecekan dan suara seadanya menyanyikan tembang2 Raihan. Kuulurkan selembar ribuan dan coklat yang kami dapat dari penukaran kupon di Timezone. Si anak berterima kasih dan tersenyum "terima kasih mbak!". Kasihan... ia harus membantu mencari uang sekolahnya sendiri. Mungkin harusnya kuberi lebih agar ia bisa beli pinsil dan sebuah buku tulis. Akh tapi terlambat, si bocah telah meloncat turun dari bis.

Aku teringat ponakan2ku dan anak2 sekolah minggu, mereka setidaknya bisa menikmati kelayakan... hidup cukup dan bahkan sedikit mewah. Tiba2 3 pemuda belasan tahun masuk, 2 memainkan gitar mereka menghibur dengan lagu2 band2 lokal yang sedang trend. Suara mereka lumayan... permainan gitarnya juga bagus, gak monoton, kakiku bergoyang... aku terhibur.... salut, dalam hati bangga mereka ber-3 mungkin bekerja untuk membantu orang tua membayar biaya ujian SMP atau SMA... sekilas kuberfikir, apa bisa mereka merasakan bangku kuliah nantinya? 4 (+ 1 bonus) lagu dibawakan dengan penuh semangat dan penghayatan... kutaruh selembar I Gusti Ngurah Rai dalam topi hitamnya yang lusuh.. sekali-kali kubuat mereka kaget dan bahagia. Mungkin si adik berfikir aku salah menaruh uang, tapi ketika aku berjalan bersiap turun, ku pesan "Di bagi 3 ya!" lalu dia tersenyum lega "Terima kasih, Ka!".

Malam ini aku tersenyum bahagia... setidaknya ku bayar penyesalanku tempo hari karena terlambat membantu bapak penjual gerabah. Yang kuberi tak sebanding dengan besarnya berkat yang kudapat dari Yang Kuasa. Nafas kehidupan, kecukupan, kelimpahan, cinta kasih, kesehatan tak ternilai harganya. Ku berjanji akan membuka hatiku yang telah lama tertidur ini dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Terima Kasih Tuhan untuk seluruh berkatMu!

No comments:

Related Posts with Thumbnails
Related Posts with Thumbnails