Monday, March 13, 2006

Bali_2 Maret 2006_hari pertama

Kamis pagi2 sekali aku dah bangun...cepat2 mandi dan makan pagi.. beres2 tas ransel dan bebenah rumah sedikit. Dah lama banget neh gak ngepel hehehee...sibuk euy, kalo sudah pulang kantor tuh maleeesss banget. Jadwal pesawat jam 16.10 jadi perkiraan pagi ini masih bisa ke BCA dulu untuk print sekaligus ganti buku tabungan dan berangkat ke airport jam 12, selesai makan siang. Aku rasa cukup lah estimate 3 jam untuk cek in di bandara jam 3 sore nanti. Jalan2 Jakarta gak terduga, takut macet coy!

Aku sampai di bank tepat pukul 8 pagi, ternyata tidak ada antrian. Hanya seorang tukang parkir yang sibuk mprat/mprit mengarahkan parkir pegawai bank dan satpam yg berjaga dekat ATM. Tidak seperti BCA cabang Bekasi yang jam segini sudah berebut antri seperti mau masuk bioskop hehehe. Tepat jam 8.20 taller baru buka dan aku jadi nasabah pertama yang duduk di bangku CS...menyenangkan sekali bisa jadi orang pertama yang dilayani di bank. Mbaknya ramah pula jadi makin senang karena proses ganti buku juga cepat selesai. Pulang dari bank sempet mampir di warung sebelah untuk beli sebungkus nasi uduk untuk lunch nanti sebelum ke airport hehhee.. males mikir makanan.

Tepat jam 11 siang saat aku lagi makan nasduk sambil nonton berita di TV tiba2 hujan turun GEDE BANGET. Aku sampe panik sebentar karena takut repot kehujanan saat menuju bandara. Buru2 siapkan payung yang tadinya gak mau di bawa dan bergegas menyiapkan diri lalu berangkat tepat jam 11.30 ke Blok M. Dari rumah naik metro mini dan jalan sedikit kepangkalan Damri di depan SMA 6. Wah masih bisa santai karena hari kerja begini kayaknya gak terlalu macet. Sampai di terminal 1A tepat jam 1 siang. Nyokap-Bokap n My lil Sista lagi makan nasi kotak AW di kursi tunggu hehehehe... Mereka niaaat banget deh, secara jarang banget gitu deh jalan2 jauh...apalagi ini penerbangan pertama untuk adikku, Sylva. Jadi dia sudah ecited banget dan sudah gaya abeesh :)
Sementara si mas sudah sampai dan lagi muter2 di pantai Kuta...makan pecel...ya amploooop kasian banget seh suamiku. karena jarang nyayur di Manado sampe tergila2 pada pecel.

Jam sudah menunjukkan waktunya take off, tapi belum ada tanda2 petugas mempersilahkan kami masuk pesawat, delay 10-15 menitan membuat aku makin boring. Oya, kami naik Air Asia, harga tiket PP Jakarta- Denpasar-Jakarta total 640 ribu per orang, sudah include tax. Lumayan murah seh, walau gak dapat makan dan minum serta duduknya rebutan hehehhe... Aku kaget juga begitu pintu masuk dibuka semua penumpang berebut antri. Ini jadi bahan lelucon berhubung baru kali ini aku naik pesawat yang seperti naik bis kota, rebutan. Di dalam pesawatpun pramugari menjual makanan dan minuman hehehe...lucu ya!

Penerbangan memakan waktu 1 stengah jam rasanya lamaaaa sekali …mungkin karena sudah tak sabar mendaratkan kaki di Pulau Dewata dan gak sabar ktemu mas yang katanya sudah cek in Hotel Rosani.

Perbedaan waktu 1 jam lebih cepat di Bali, jadi sekitar pukul 19 WITA kami tiba juga di Ngurah Rai. Suasana lebih tenang, karena bukan musim liburan membuat kami sedikit lebih santai, apalagi ini bukan kali pertama aku ada di Bali. Beberapa pria menawarkan taxi hingga hotel tujuan. Setelah sedikit tawar menawar ongkos taxi 35ribu sampai Jl. Melasti, kami akhirnya ikut Pak Eka ke sebuah kijang di parkiran. Orangnya sangat ramah dan ringan tangan membantu membawakan tas beratku sampai ke mobil hehehe…mayaaan. Menurutnya sejak peristiwa bom Bali 2, pariwisata agak sepi apalagi dengan diberlakukannya travel worning dari pemerintah Australia untuk warganya yang akan berlibur ke sini. Memasuki daerah Kuta Square hatiku berseri-seri….here I am at the island of the God. Tak sabar untuk kembali menyusuri jalan2 kenanganku dan mas saat2 honeymoon.

Seluruh tas dan ransel kami tinggalkan di kamar dan segera mencari makan malam di luar. Restaurant yang pertama kali kami jumpai jam stengah 8 begini hanya warung Padang di ujung perempatan Jl.Melasti. Sempat terjadi protes kecil karena nasi yang diberikan sudah mulai bau tak sedap. Tapi setelah diganti dengan nasi yang baru dan perut kenyang, hati pun tenang. Malam semakin larut tapi tak mengurungkan niat kami untuk langsung menyusuri Jl.Legian. Tidak banyak perubahan dari 2 tahun lalu, hanya saja yang biasanya seperti di luar negeri karena banyaknya turis bule yang lalu lalang kali ini sepi. Bahkan ketika kami berhenti di monument peringatan bom Bali 1, hanya 2-3 bule yang sedang membaca nama2 korban bom. Malah kami dikelilingi turis2 bermata sipit yang sibuk mengambil gambar.

Dalam perjalanan kembali ke hotel, mami sempat membeli sandal jepit untuk jalan2 besok di sebuah toko souvenir yang masih buka. Tak melewatkan kesempatan, aku bertanya harga2 patung yang ada. Aku kepingin beli patung Jerapah lucu, bentuknya tinggiiiii dan contemporer, tapi aku tau di tempat khusus menjual patung pasti harganya bisa jauh lebih murah dari harga toko di tegah pusat kota.

Papi sepertinya masih ingin terus menelusuri jalan2 malam ini secara sudah puluhan tahun beliau bari kembali ke Bali. Tapi kami mau tidak mau harus beristirahat karena perjalanan besok pasti akan jauh melelahkan.

No comments:

Related Posts with Thumbnails
Related Posts with Thumbnails