Saturday, July 29, 2006

Kura-kura Ninja

Tumben2an Mami telpon bilang katanya ada di Ratu Plz ma Papi dan Ade, jadi aku gak perlu pulang naik bis ke Bekasi, janjian di Ratu aja.... ada apa ya? beli laptop baru kah???
Sampai di halte ratu Plz aku cepat2 turun, agak repot juga bawa2 buntelan seprey kotor untuk di cuci'in Mami hehehe... Niat pengen beli otak2 di halte malah gak jadi karena langsung seneeeeng banget liat penjual kura2... lucu2nya mereka berenang dalam akuarium...kata abang sepasang ^_^.. tawar sana sini akhirnya dapet 32ribu bonus makanannya sekalian. Wuiiiiiiih..... keinginanku punya kura2 terkabul juga, ku pilih sepasang yang paling lincah dan tutup akuarium kuning biar lebih ceria. Pesan abang penjual, airnya jangan sampai terlalu kotor.
Sepanjang perjalanan pulang, aku dan mas diskusi pemberian nama mereka... hehehe.. yang paling aktif mas beri nama Cikal dan akhirnya setelah mentok gak dapet nama untuk yang lebih gendut dan terang itu, ku panggil Genduu..... hahahhaa....
Sampai rumah aku ganti air dan kuberi makan.... ya ampyuuuun lahap dan senang sekali mereka berdiri di pinggir akuarium seperti kura-kura Ninja aja hahaha.... dan ternyata dulu kura-kura lamban dan malas, pikirku salah, sepasang kura2 kecil ini lincaaaah bangeeeet! berlarian dari tanganku dan gak mau diam. Akhirnya setelah kututup keliling akuarium dengan kertas barulah mereka diam dan tertidur... uuuuu.... lucunya mereka!

Sabtu Malas

Hari Sabtu waktunya bermalasan.... bayangin aja aku bangun jam 11 siang huahahaha.... kayak kura2 pemalas. Hmmm... jadi inget kura2nya Audi, Wawa... jadi pengen punya piaraan. Jam 2 siang aku selesai lunch langsung kabur mandi, yang penting cucian beres, perut kenyang dan puuuuaaaas nonton infotaiment hehehe.... Sore ini mau pulang ke rumah Mami soalnya nanti mau fitting kebaya. Pasti keren deh (ih muji diri sendiri).... narsis!

Thursday, July 27, 2006

Kejamnya Ibukota

Jam menunjukkan pukul 10 malam saat aku berdiri di depan sebuah mini market samping Univ Mercu Buana, menunggu angkot bernomor 09 yang akan mengantarku pulang. Kulihat seorang Bapak tua renta setengah bungkuk menyebrang jalan ke arah mini market mengumpulkan kardus bekas yang sepertinya memang sengaja ditaruh di depan mini market untuk pemulung2 sepertinya. Air mataku berkumpul di ujung mata, aku gak sanggup memperhatikannya merapihkan kardus2 bekas tersebut ke dalam gerobak yang ia parkir di tepi seberang jalan. Serenta itu ia masih harus berjuang. Pikiranku masih tak menentu bagaimana membantu si Bapak tua.... hiks! Cairan hangat menetes begitu saja saat teringat betapa berbedanya kami. Ia pergi pelan2 menarik gerobak yang penuh barang2 bekas. Terlambat lagi aku bertindak.... ia pergi menjauh.

Aku meneguk minuman penambah energi yang tadi kubeli dari mini market... mencoba redakan haru. Kini seorang bapak tua lainnya... terengah2 ia memikul beban 2 keranjang berisi pisang....masih cukup banyak. Mungkin dialah orang yang patut kubantu...pisang sereh, jawab si bapak pelan dengan napas agak terengah2 akibat kelelahan. 5 ribu seraya menunjukkan 5 jarinya saat kutanya berapa. Kurogoh uang bergambar Imam Bonjol segera dan memilih 1 sisir pisang yang sebenarnya tidak aku suka, tapi aku harus membantunya.

Malam2 seperti ini dipinggir jalan yang sepi aku baru melihat sisi lain kehidupan.... wajah2 penuh harap, tangan2 berdebu serta keringat perjuangan .... dan sepatutnya kita mengulurkan tangan meringankan beban, setidaknya menyungging secerca senyum demi perut2 kosong mereka yang menanti sesuap nasi. Yup, sesuap nasi ..... mungkin itu tujuan mereka bertahan hidup dalam kejamnya ibukota Jakarta.

Sunday, July 23, 2006

Rumah Hoki??


Seneeeeng bangeeeet !!!! Sabtu, 22 July 2006 kemarin aku dapet kunci rumah mungil kami di Citra Indah, Jonggol sana.
Semoga rumah itu jadi berkat. amiiiiin.... amin amin amin.... Tapi memang bawa hoki tuh rumah... baruuuu aj serah terima kunci memang sudah langsung dikontrakin oleh mandor pekerja pembangunan yang kebetulan ada di situ. Gpp deh di bayar murah yang penting selesai 4 bulan rumah diperbaiki lagi dan aku langsug dapet tukang untuk rapihin depan, bangun pager dan nembok belakang rumah. Semoga setelah itu ada yang mau ngontrak serius jadi rumah tetap terawat selama aku dan mas gak nempatin.

Thursday, July 20, 2006

lembur?? hm..emh

Gebleg banget deh...gara2 itu kerjaan lempar sana lempar sini akhirnya saat genting ginih baru deh pada kalang kabut kayak mau semapuuuuut.... ampyuuuuuun..... Sudah pasang muka jutek sepanjang hari pada si anak buah cerewet itu biar dia tau aku memang lagi tegangan tinggi dan butuh pekerjaan itu sampai tepat waktu di tanganku. HARI INI JUGA!!!! So dengan mukanya yang BT itu aku cuman bilang... hari ini juga harus selesai!

Tuesday, July 18, 2006

Imbalan

Apa aku salah jika bantuanku mendapat imbalan sebesar itu? Aku jadi takut membantu kalau niat utamaku bukan meringankan bebannya tapi justru menunggu imbalan sebesar itu. Mana ada instansi legal yang menawarkan janji yang menggiurkan, bahkan ini dari usaha home industri. Well, aku memang senang membantu beliau, tapi cukup itu dulu yang bisa ku beri karna aku tak mau ternoda dengan imbalan. Semoga apa yang sudah sampai ketangannya menjadi berkat baginya dan bagi orang lain yang membutuhkan. God Bless Us!

Tuesday, July 11, 2006

ULTAH Mami-50

Ultah Mami hari Selasa, 11 Juli 2006 ke 50…
hip hip hurreey!!! God Bless U, Miiii...
panjang umur dan sering2 traktir ya hahaha...
Aku cuman bisa ngado itu aja gpp kaaaan hahaha..... n thanks untuk traktirannya tadi... enaaak banget! nyam nyam nyam .........
Apalagi duren montongnya... GUBRAG!!!! Pantesan aja keluargaku gendut2 semua hahahhaa....... Mas Cruz pasti kangen deh ngumpul kayak begini.....

Monday, July 10, 2006

Tujuh Ribu Lima Ratus

Masing2 kami menenteng plastik2 blanjaan dari pasar. Kain2 brokat, perhiasan, kue2, cd sampai jambu air yang hanya Rp 3000 per kilogramnya. Puas banget belanja barang2 bagus tapi harga murah meriah di Pasar Baru Bekasi. Rencananya aku dan Mami mau buat kebaya untuk pesta pernikahan sepupuku next month, makanya kami keliling panas2an siang bolong di pasar nyari brokat yang cocok dengan kain batik yang kami punya. Ade beli CD dan anting2 kecil.

Dekat tempat parkir, aku lihat earphone digelar bersama beberapa mini radio dengan harga tertulis di papan 15.000/2pcs. Hmmm... iseng aku berjongkok dan pilih2 earphone merek2 terkenal dengan kemasan yang gak kalah keren dengan aslinya ^_^.... sepasang earphone warna biru dan mini radio pocket aku bayar lima belas ribu. Ternyata saat di test di rumah suaranya bagus juga.... ini sekarang aku lagi denger album terbaru Dewa pake earphone yang kemarin aku beli di emperan hahahhaa..... temen2 pikir aku beli lagi aseli dengan harga mahal (soalnya yang biasa aku pakai kan aseli beli di toko kaset di supermall), saat aku bilang harganya tujuh ribu lima ratus mereka gak percaya....hahhahaa..... setelah aku ceritain baru deh mereka pada minta titip beliin. Wah, kapan aku ke pasar Bekasi lagi ya?? gak janjiiii deh! Aku rasa gak semua barang di emperan itu bener, mungkin aku termasuk yang lucky dapet barang lumayan bagus dengan harga super murah secara kebetulan. hehehehe...

Friday, July 07, 2006

Yellow - Coldplay

An old song that remain me of him

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah, they were all yellow.

I came along,
I wrote a song for you,
And all the things you do,
And it was called "Yellow."

So then I took my turn,
Oh what a thing to have done,
And it was all "Yellow."

Your skin Oh yeah,
your skin and bones,
Turn into something beautiful,
You know, you know I love you so,
You know I love you so.

I swam across,
I jumped across for you,
Oh what a thing to do.

Cos you were all "Yellow,"
I drew a line,
I drew a line for you,
Oh what a thing to do,
And it was all "Yellow."

Your skin,
Oh yeah your skin and bones,
Turn into something beautiful,
And you know for you,
I'd bleed myself dry for you,
I'd bleed myself dry.

It's true, look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine for,
Look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine.

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And all the things that you do

hitam2 = berduka?

Saat bercermin pagi tadi sebelum berangkat kerja aku sempat bergumam, kenapa pakai hitam2? Siapa yang berduka? Well, gak ada larangan berpakaian serba hitam, toh keren dan elegan juga. Buktinya si boss tinggi tumben2nya memuji aku terlihat keren banget weekend ini (akh ada maunya pasti, mo kasih kerjaan lagi ya bos!)

Tapi ternyata siang ini aku jadi uring2an... mudah sedih dan tersinggung. Layaknya sedang berduka ktika seorang teman mengabarkan keguguran kandungannya kemarin malam, aku jadi mellow... membayangkan pedihnya gagal menjaga si jabang bayi. Gak ngerti deh, kenapa aku yang merasa penuh penyesalan sementara temanku sudah beraktifitas normally. Mungkin pengaruh mo M kali ya jadi mellow geneh. Tadi aja si anak buah cerewet ngeluh terang2an soal kerjaan bikin aku mendidih pengen ngamuk (dalam hati). Weleeeeh! Think i need facation! huahahahahhaa..... nonton bioskop kali ya! Mantengin and ngeces liat Superman kayaknya bisa menghibur pedihku. huaaaa.....jadi mo nangis gak jelas geneh seh '_'

Tuesday, July 04, 2006

Pencuri Siang Bolong

Jumat weekend kemarin harusnya aku nginep di rumah Mami-Papi sampai Sabtu sore pulang ke Jatisari untuk nemenin Mama kondangan di rumah Mbak Hartini (beliau mnikahkan anak pertamanya, Yustin). Tapi baru sampe Plangi mas nelpon untuk mampir ke rumah Mama karna kata mas Mama di rampok. HAh! Kontan aja aku kaget dan buru2 telpon Mama yang saat itu sedang berada di kantor Polisi. Ternyata, kata yang tepat bukan dirampok, tapi kemalingan.
Siang sekitar jam 11, Mama dan Puji di jemput Mas Heru ke rumah mbak Hartini karena di sana sudah banyak sodara2 dari Surabaya. Jam 3 sore-an Mama dapat telpon dari Muji (kknya Puji) bahwa rumah dimasuki maling.
Jam 4 sore Mama sampai rumah, pintu samping sudah rusak begitu juga pintu kamar Mama, sedangkan pagar sudah tak ber-gembok lagi (hilang). Yang di curi 2 tv, tape, isi laci lemari Mama berisi buku2 tabungan, perhiasan dan seluruh parfume koleksi mbak Ita (bersama laci2nya..... aneh!).
Setelah Polisi datang, Mama dan seorang Hansip (Omi) yang menjadi saksi di bawa ke kantor Polisi. Di sana Mama menjawab beberapa pertanyaan seputar barang yang hilang dan kira2 siapa tersangka yang dicurigai. Dengan polos Mama cuman bilang, gak punya orang yang dicurigai apalagi musuh. Yang Mama tekankan justru bagaimana pihak keamanan menanggapi sering terjadinya pencurian di kompleks ini. Iya, pencurian seperti ini sering sekali terjadi, dengan modus yang hampir sama, Jumat saat laki2 sholat, yang dicuri perhiasan dan mereka menggunakan mobil masuk ke garasi. Malah denger2 ada wanita cantik yang dicurigai beberapa warga (mungkin bener juga, secara parfume selaci2nya raib).
Sabtu kemarin banyak tetangga, teman2 Mama dan sodara2 yang datang berkunjung... wah jadi banyak tamu neh. Yang pasti setelah kejadian ini kami jadi lebih waspada apalagi di rumah itu tinggal Mama dan Puji aja. JUga Mama belajar berhati2 meninggalkan surat2 penting di dalam satu laci yang sama. Oya, untung Mama cepet2 blokir ATM yang kebawa maling, karena di laci itu juga ada nomor PINnya. Yang repot seh STNK motor mas ke bawa juga, jadi Papi harus bikin STNK baru dan si Supra diungsikan sementara waktu ke rumah Wisma sampai pagar dan pintu samping di renovasi.
Kami bertiga punya satu cerita kesimpulan dari kejadian ini yang mengarah pada beberapa tersangka yang kebetulan menjadi saksi (mungkin pura2 sebagai alibi)... mungkin next time aku dan Puji mo ngetes si tersangka ini jika dia terpancing, karena pasti masih ngincer motor yang mereka kira masih ada di rumah. hehehheee..... kayak detektif aja neh kita. Abis gak nyangka aja seh, dia yang tersangka ini kan sudah Mama percaya untuk bantu2 di rumah. (>_<)

Oma Ira

Tiga minggu lalu saat makan siang di kantin, aku ngobrol2 dengan seorang teman. Pembicaraan kami cukup menarik tentang seorang wanita tua yang ia bantu, Oma Ira begitu kami menyebut namanya. Sebenarnya sudah beberapa kali cerita ini diulang, tapi aku gak pernah bosan dengan kisah perjuangan wanita.

Suatu kali tanpa sengaja ia berkenalan dengan si Oma di bis umum. Mereka ngobrol dari soal anak, penjarahan pada kerusuhan Mei, perginya anak semata wayang yang calon dokter selama2nya sampai kepada cita2 si Oma yang sebatang kara. Hidup wanita tua ini benar2 tak terduga, dari seorang milioner kaya raya hingga tersisa hanya asa. Kehilangan anak terkasih (karena stress yang berlebihan) tak mengurungkan semangat 45nya untuk bertahan hidup.

Jalan hidup si Oma ternyata membawa contoh dan berkah bagi aku dan temanku. Tak mengenal putus asa. Diusia senjanya ia masih berjuang mandiri. Setelah hidup menggembel kesana kemari tidak jelas, Oma akhirnya mendapat tempat berteduh di sebuah rumah singgah yang dihubungi temanku dari yayasan Gereja Katholik-nya. Oma juga mendapat mesin jahit bekas untuk memulai usaha barunya. Yup, di usia senja dan sebatang kara Oma masih berfikir untuk berusaha dan bekerja. Hanya beberapa bulan di rumah singgah, Oma akhirnya bisa mandiri dengan usaha jahitnya yang sangat minim, ia berhasil menyewa sebuah rumah kontrakan kecil dan memulai cita2 besarnya dari sana.

Saat ini Oma sudah punya 1 anak buah. Hebat! Dan usahanya kian maju. Setidaknya Oma bisa menghidupi dirinya tanpa mengemis sedikitpun. Dengan menjual pakaian anak2 yang ia jahit, Oma mampu bertahan dan terencana dengan matang. Misi utamanya adalah menjual pakaian anak2 saat hari raya nanti. Oma tidak pernah putus asa.

Sebagai generasi muda, harusnya kita bisa mencontoh Oma yang terus giat berusaha dan juga berdoa dalam menjalani hidup mewujudkan cinta2nya. Bravo!
Related Posts with Thumbnails
Related Posts with Thumbnails