Tuesday, November 09, 2004

Pahlawan Kesiangan & Sok Pahlawan

Pahlawan Kesiangan, adalah pahlawan yang terlambat bertindak. Seperti seorang pegawai yang harus masuk jam delapan pagi tapi bangun jam sembilan, orang ini akan kehilangan banyak moment penting yang seharusnya bisa ia lihat.

Pegawai yang terlambat bangun ini mungkin akan kehilangan sarapan paginya, kehilangan waktu kerjanya karena jalanan yang macet, kehilangan udara segar karena bangun saat matahari sudah panas. Pokoknya ada banyak kehilangan yang ia alami. Mungkin ia masih bisa melakukan tugasnya, tapi ia mengalami kehilangan banyak momentum. Contohnya banyak!

Ada banyak yang mengaku pahlawan Reformasi bangsa ini. Mereka berkoar-koar tentang banyak ketimpangan bangsa saat keadaan telah banyak berubah. Disaat orde baru berkuasa, mereka diam dan turut menikmati penyimpangan yang ada. Tapi disaat mahasiswa berteriak tentang perubahan dan berhasil mengubahkan keadaan, barulah mereka berteriak paling keras menuntut banyak hal.

Tindakan mereka hanya menunggu orang lain bertindak lebih dulu. Apa yang mereka buat tidak menunjukkan karakter mereka yang asli, mereka hanya menunggu bola. Inilah yang disebut pahlawan kesiangan. Mereka melakukan tugas yang telah dikerjakan orang lebih dulu.

Tapi ada juga pahlawan yang sesungguhnya. Merekalah yang sejak awal bertindak melakukan perubahan. Mereka tidak mengambil untung atas tindakan orang lain. Mereka menjadi korban bagi perubahan yang sesungguhnya. Mungkin bagi bangsa ini mereka hanyalah berstatus mahasiswa, tapi mereka sungguh-sungguh layak disebut pahlawan. Mereka yang tewas dalam insiden Trisakti dan teror Semanggi, merekalah para pahlawan yang sesungguhnya.

Tapi ada juga yang disebut sok pahlawan.
Sok artinya bukan benar-benar. Sok artinya hanya gayanya saja, orang Jakarta mengatakan sebagai lagunya, lagaknya atau belaga. Artinya sok pahlawan adalah orang yang menirukan gaya pahlawan padahal apa yang diperbuatnya bukanlah tindakan kepahlawanan yang mengubahkan apa-apa.

Si Malcolm jatuh cinta habis-habisan pada Donna. Semua usaha pendekatan dan gaya pria sejati tidak membuahkan hasil, si gadis cuek dan tidak kunjung jatuh cinta. Malcolm putar otak dan teringat satu film action yang ia pernah tonton.

Malcolm minta Bruce, temannya untuk berpura-pura mengganggu dan hendak menodai Donna. Pada saat yang tepat Malcolm akan datang dan menyelamatkan gadis impiannya.

Rencana dijalankan dan hasilnya cukup memuaskan. Donna mulai menaruh respek positif pada pemuda Malcolm. Malcolm telah berhasil menjalankan aksinya, memenuhi tujuannya, mendapatkan hasilnya sekaligus menipu dirinya sendiri. Tindakan pahlawan yang ia lakukan bukanlah benar-benar tindakan yang murni. Ada motif keuntungan pribadi, hatinya tidak tulus. Dia hanya jadi sok pahlawan.

Tapi sadarkah kita bahwa ada banyak pahlawan palsu dan oknum sok pahlawan disekitar kita?. Mereka ada dimana-mana. Di tempat kerja bahkan pemerintahan mereka tidak sungkan menjilat pimpinan dan merusak rekan kerja demi posisi, gaji dan penghargaan. Mereka tidak malu membuat skenario kotor atau taktik busuk agar predikat mereka menjadi baik. Mereka tidak mengubahkan keadaan yang jelek, malahan makin membuat keruh suasana. Mereka bukan pahlawan, kita menyebutnya hanya sebagai sok Pahlawan

Kita butuh banyak pahlawan. Ada banyak hal yang salah dan banyak penyimpangan yang terjadi. Hanya pahlawan yang ngotot dan tegar mencipta perubahan ditengah tekanan, intimidasi dan kemapanan menjadi etos kehidupan ini. Melihat kebutuhan ini diperlukan pahlawan yang sesungguhnya, bukan hanya yang sok jadi pahlawan.

Bagi kita yang terus membutuhkan perubahan dan tidak punya gagasan untuk memulai terobosan tersebut, menjadi pahlawan kesiangan tampaknya menjadi jauh lebih baik daripada hanya sekedar menjadi sok pahlawan. Walau terlambat namun masih bisa menunjukkan hasil kerja, meski yang terbaik adalah menjadi pahlawan yang sesungguhnya!.
(nat)

Sumber: nath - cbni






No comments:

Related Posts with Thumbnails
Related Posts with Thumbnails